1. Cinta pertama.
Film yang
diproduksi tahun 1973 ini disutradarai oleh Teguh Karya dan dibintangi oleh
Slamet Rahardjo, Christine Hakim, Robby Sugara dan beberapa aktor terkenal pada
waktu itu. Film ini menceritakan mengenai seorang wanita bernama Ade yang jatuh
cinta terhadap Bastian, seorang pemuda desa yang dijumpai di kereta. Bastian
yang ternyata bekerja di perusahaan ayah Ade harus mengurungkan niat untuk
melamar Ade, tatkala ia ternyata sudah dijodohkan oleh Johny, seorang pemuda
anak dari rekan bisnis ayahnya. Bastian juga memiliki masa lalu yang penuh
misteri saat datang seorang pria yang mengaku mertuanya dan mengatakan bahwa
Bastian adalah seorang mantan napi yang telah membunuh istrinya sendiri.
Bastian lalu menghilang dan hanya meninggalkan sepucuk surat, ia kembali ke
desa dan bertani. Waktupun berlalu dan saat Bastian pergi ke kota dan bertemu
dengan Ade dan Johny, ia sangat marah dan berusaha mencegah pernikahan diantara
mereka, karena ternyata Johny adalah seorang bajingan yang dahulu memperkosa
istrinya dan kemudian tanpa sengaja istri Bastian terbunuh. Film ini berdurasi
110 menit dan diproduksi oleh PT Jelajah Film. Cinta pertama mendapat anugerah
piala citra FFI 1974 untuk kategori film terbaik, sutradara terbaik, dan
pemeran wanita utama dengan pujian.
2. Cintaku di Kampus Biru.
Film ini
diproduksi tahun 1976 dan disutradari oleh Ami Prijono. Film ini menceritakan
tentang kisah cinta di kalangan mahasiswa yang penuh dengan gejolak dan
idealisme. Film ini juga memberikan wawasan yang luas mengenai peran pemuda
yang memiliki peran sebagai agen perubahan, yang pada waktu itu memang
Indonesia sedang dipimpin oleh seorang diktator. Film ini dibintangi oleh Roy
Marten, Rae Sita, dan Yati Oktavia.
3. Badai Pasti Berlalu.
Film yang
mengambil kisah novel dari judul yang sama karya Marga T dan diproduksi tahun
1977. Disutradarai oleh Teguh Karya dan dibintangi Slamet Rahardjo, Christine
Hakim, Roy Marten, dan Mieke Widjaya. Film ini berkisah tentang Siska
(Christine Hakim) yang patah hati karena tunangannya membatalkan perkawinan
mereka dan menikah dengan gadis lain.
Siska yang kehilangan semangat hidup memutuskan keluar dari
pekerjaannya dan hidup menyendiri. Leo, sahabat Jhonny, kakak Siska,
mendekatinya untuk memenangkan taruhan dengan teman-temannya untuk menaklukkan
Siska. Leo yang ’Don Yuan’ berhasil membangkitkan semangat hidup Siska yang
sudah terlelap dalam apati dan beku bagaikan gunung es, namun ia sendiri
benar-benar jatuh hati kepada gadis itu.Kesalahpahaman terjadi di antara
mereka, menyebabkan mereka tidak bisa bersatu. Lalu, muncul pula Helmi, seniman
pegawai niteclub, seorang pemuda yang lincah, perayu, dan licik. Badai demi
badai yang hitam pekat melanda hati Siska. Film ini mendapat piala Citra pada
FFI 1978 untuk editing, fotografi, dan editing suara dan musik.
4. Gita Cinta Dari SMA.
Film ini
dibuat pada tahun 1979 dan disutradarai oleh Arizal. Dibintangi oleh Rano
Karno, Yessi Gusman, dan Ade Irawan, film ini dinobatkan sebagai film terlaris
ke 3 di Jakarta, karena ditonton oleh 162.050 orang pada waktu itu (menurut
data PERFIN). Galih dan Ratna, adalah nama tokoh yang diperankan oleh Rano
Karno dan Yessi Gusman, dimana Galih dan Ratna adalah bintang sekolah dengan
sederet prestasi, namun sayang kisah cinta mereka harus kandas karena ayah
Ratna tidak menyetujui hubungan mereka, ditambah Ratna telah dijodohkan oleh
seorang pria pilihan sang ayah yang seorang insinyur.
5. Ramadhan dan Ramona.
Film ini
diproduksi sekitar tahun 1992 dengan genre romantis berbumbu komedi. Di
sutradarai oleh Khaerul Umam, dan diperankan oleh Lydia Kandau (Ramona), Jamal
Mirdad (Ramadhan), dan Sylvana Herman. Film ini bercerita tentang dua anak muda
yang mencari arti hidup dan cinta. Ramadhan datang dari negeri jiran Malaysia
dengan latar belakang anak bangsawan yang bekerja sebagai karyawan rendahan,
kemudian bertemu dengan Ramona yang juga anak dari keluarga kaya yang berusaha
hidup mandiri. Ramadhan jatuh hati kepada Ramona, dan terjadilah kejar mengejar
cinta yang menimbulkan tidak saja keharuan tapi juga kelucuan. Film ini meraih
5 Piala Citra pada Festival Film Indonesia pada tahun 1992.
6. Ada Apa Dengan Cinta.
Setelah
sembilan tahun perfilman Indonesia mati suri, pada tahun 2001 Miles Production
memproduksi sebuah film romantis remaja yang disutradarai oleh Rudi Sujarwo
yang langsung menghentak jagad film nasional. Film ini dibintangi oleh Nicolas
Saputra sebagai Rangga, Dian Sastrowardoyo sebagai Cinta, dan didukung oleh
beberapa pemain yang masih fresh, seperti Titik kamal dan Laudya Cheryl. AADC mampu
menyuguhkan nilai-nilai sastra dalam kisah cinta Rangga dan Cinta, yang
dibingkai dengan ego dan kepolosan. Film ini juga menjadi pemantik dalam
kembalinya film Indonesia yang berkualitas. Film ini mendapat piala Citra FFI
2004 untuk kategori sutradara terbaik dan original soundtrack film tersebut
yang dibuat Melly Goeslaw dan suaminya Anto Hoed turut menjadi hits.
7. Ayat-ayat Cinta.
Berangkat dari
novel karya Habibburrahman El Sirazy dengan judul sama yang menjadi best
seller, maka pada tahun 2007-2008 diproduksilah film ini. Disutradarai oleh
Hanung Bramantyo, film ini mampu menyedot penonton 3,8 juta orang dan menjadi
catatan tersendiri ketika film islami mampu masuk kedalam mainstream. Film yang
bercerita tentang kisah cinta yang dialami oleh mahasiswa Indonesia yang
bernama Fahri (diperankan Fedi Nuril) yang belajar di mesir, dengan menjunjung
tinggi nilai-nilai islam hingga akhirnya ia mendapat tidak hanya satu cinta,
melainkan dua. keharuan mendalam mampu ditunjukkan pada saat Aisyah (Rianti
Cartwright) merelakan suaminya menikah lagi dengan Maria (Carissa Putri). Film
ini mendapatkan Piala Citra FFI atas original soundtrack terbaik yang
diciptakan oleh Melly Goeslaw.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar